Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 07 Juli 2011

Transparansi Sertifikasi Guru Perlu Ditingkatkan

Foto: Ist.
DEPOK – Masih banyaknya guru yang belum memperoleh sertifikasi, membuat Dewan Perwakilan Daerah (DPD) melontarkan kritik terhadap Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).

Sebab, justru banyak guru yang seharusnya sudah memperoleh sertifikasi dan memenuhi persyaratan, tetapi belum juga memperoleh sertifikasi, begitu pun sebaliknya.

Anggota DPD Dapil Jawa Barat Amang Syarifudin mengatakan hal itu harus dikritisi dan didesak oleh para guru itu sendiri. Masyarakat dan guru, kata Amang, tidak boleh tinggal diam apabila menemukan kasus seperti itu.

“Kalau memang sudah waktunya dipanggil tapi belum dipanggil harus lihat kenapa, jangan diam, itu kan berarti ada sesuatu, entah prosesnya atau memang ada unsur permainan,” katanya dalam acara Seminar Pendidikan Indonesia, di Hotel Bumi Wiyata Depok, belum lama ini.

Amang meminta, agar pemerintah dari pusat hingga daerah untuk meningkatkan transparansi terhadap pelayanan informasi publik. Apalagi, kata dia, yang menyangkut terhadap nasib para guru.

“Saya ingin transparansi pelayanan publik, informasi, apalagi nasib para guru sebagai seseorang yang mulia, harus  terus awasi proses sertifikasi, dengan begitu dapat dilihat kendala apa saja yang terjadi,” tegasnya.

Peran DPD, kata dia, dari sisi legislatif dapat mengajukan hak inisiatif untuk merancang undang-undang yang dapat memperjuangkan nasib guru dan dosen. Sertifikasi,  kata Amang, akan berdampak pada profesionlisme dan tunjungan setiap guru.

“Peran DPD walaupun tak ikut putuskan, tapi fungsi lain yakni kami berikan pertimbangan pengawasan anggaran, pengawasan terhadap pengawasan UU misalnya UU guru dan dosen, seberapa jauh efektif, menyimpang tidak di daerah, kalau memang begitu akan jadi temuan untuk kita,” tandasnya.

PGSI: Guru Swasta Tuntut Jamsostek Bagi Guru Swasta

JAKARTA - Ketua Dewan Penasehat Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Suparman mengatakan, saat ini jumlah guru swasta di Indonesia mencapai 700 ribu orang. Sejak dulu mereka tidak pernah dilindungi oleh pemerintah karena tidak memiliki payung hukum yang jelas untuk mendapatkan status PNS.

Oleh karena itu, apabila pemerintah memang tidak mempunyai keinginan menaikkan status mereka menjadi guru negara, maka harus ada jaminan sosial bagi guru. Jaminan tersebut meliputi jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua dan pelayanan kesehatan. Suparman menjelaskan, dengan adanya Jamsostek  para guru swasta tidak akan lagi menuntut jabatan PNS.

Tidak hanya itu, ungkap Suparman, gaji yang mereka terima juga di bawah upah minimum provinsi (UMP) antara Rp150-700 ribu. Bahkan di beberapa daerah masih ada yang bergaji Rp75-100 ribu. “Kami menghargai tunjangan profesi. Hanya persentase guru swasta yang mendapatkan itu sedikit. Untuk memperoleh tunjangan profesi itu harus melalui proses yang sulit. Sehingga hanya guru muda saja yang tersertifikasi, sementara guru yang di atas 20 tahun bekerja dianggap belum memenuhi syarat,” ujarnya.

Suparman akan tetap meminta dana tunjangan fungsional agar mencapai Rp1,29 juta dan semua guru swasta harus mendapatkannya. Guru swasta akan lebih menghargai apabila pemerintah mau memberikan penghargaan bagi guru dengan tunjangan profesi dan fungsional.

Pemerintah saat ini juga masih dianggap acuh kepada guru swasta karena kenaikan status PNS hanya diberikan kepada guru swasta yang bekerja di sekolah negeri. Pihaknya meminta agar pemerintah segera menaikkan status guru yang sudah mengabdi puluhan tahun menjadi PNS secepatnya.

Kemarin di Tugu Proklamasi, PGSI mendeklarasikan organisasinya yang berangotakan 350 ribu guru swasta. Tujuan dibentuknya organisasi ini ialah untuk memperkuat posisi guru swasta agar lebih diperhatikan perlindungan dan kesejahteraannya oleh pemerintah. Sesudah deklarasi, PGSI lalu berdemo di depan Gedung Kemendiknas dan melakukan audiensi dengan Komisi X DPR.

Kurikulum SD Terlalu Berat

Ilustrasi
Ilustrasi
JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengakui bahwa kurikulum pendidikan kewarganegaraan untuk anak SD terlalu padat dan membebani siswa.

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendiknas Diah Harianti mengatakan, berdasarkan laporan dari orang tua yang keberatan dengan mata pelajaran kewarganegaraan bagi anaknya yang masih duduk di tingkat sekolah dasar maka Kemendiknas akan merampingkan kurikulum mata pelajaran tersebut dalam waktu dekat.

Diah menjelaskan, kepadatan kurikulum pendidikan kewarganegaraan itu tercermin dari adanya pelajaran di kelas empat tentang pengenalan tata negara yaitu kelurahan, kecamatan bahkan hingga DPR serta apa fungsi dan tugas DPR.

“Menurut kami itu sudah terlalu berat sehingga akan dilakukan penataan mana yang diperlukan oleh anak SD dan mana yang tidak,” katanya di gedung Kemendiknas, Kamis (12/5/2011).

Kapuskurbuk menerangkan, Kemendiknas tidak hanya akan mengkaji ulang pendidikan kewarganegaraan melainkan ke seluruh mata pelajaran. Namun yang saat ini masih dikonsentrasikan ialah ke pendidikan jenjang SD mulai dari kurikulum hingga bukunya.

Empat mata pelajaran yang akan dinasionalkan yakni Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,Matematika dan Bahasa Indonesia. “Ini baru wacana. Kita akan libatkan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan ) dan berbagai pakar lain,” ungkapnya.

Diah mengakui, adanya perubahan tersebut karena berbagai hal yang berkembang ditengah masyarakat. Kemendiknas juga melihat banyak guru yang kesulitan untuk membuat kurikulum sendiri walaupun standar isi sudah dibuat di tingkat nasional.

Sementara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota juga masih memberikan pengawasan dan bantuan teknis bagi satuan pendidikan. Akan tetapi sentralisasi empat mata pelajaran ini tidak bisa ditarik kembali.

Mengenai hubungan antara perubahan kurikulum dengan pendidikan karakter, Diah menjawab, antara keduanya tidak ada perubahan. Saat ini pendidikan karakter tetap dilaksanakan dalam kurikulum namun yang pendidikan karakter yang digalakkan dikaitkan dengan Ujian Nasional (UN).

“Jadi bukan sekedar lulus UN saja. Ini penguatan kepada siswa bahwa bukan hanya harus pandai namun juga tetap bermoral dan berkarakter,” imbuhnya.  

 

Telat Bayar SPP, Puluhan Siswa Diancam Celurit

BEKASI - Gara-gara mengancam puluhan siswa dengan menggunakan celurit, seorang pengurus yayasan pendidikan di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, dilaporkan ke polisi.

Puluhan siswa siswi SMK Harapan Baru Bekasi Utara dengan di damping para orangtuanya siang tadi mendatangi Mapolres Metro Kota Bekasi untuk melaporkan kejadian ini. Mereka melaporkan pengurus yayasan bernama Bustanul Ibad Sudia Oesan.

Abdurrahman, salah seorang siswa mengaku Bustanul Ibad mengancam para siswa dengan mengacung-acungkan sebilah clurit karena terlambat membayar sumbangan pembinan pendidikan (SPP).

Insiden tersebut terjadi di sekolahan setelah para siswa batal mengikuti kegiatan olahraga yang sedianya dilakukan di GOR Bekasi.

Bahkan, berdasarkan informasi yang dihimpun beberapa siswa mengaku dipukul oleh oknum pengurus yayasan tersebut. Meraka pun diancam akan dikeluarkan bila terlambat membayar SPP.

Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Kompol Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan Setelah menerima laporan pihaknya langsung mendatangi SMK Harapan Baru Bekasi Utara untuk memanggil dan memeriksa oknum pengelola yayasan.

Rabu, 06 Juli 2011

KIAI HAJI NOER ALIE (Alm) TOKOH PEJUANG DARI BEKASI JAWA BARAT

KIAI HAJI NOER ALIE (Alm) TOKOH PEJUANG DARI BEKASI JAWA BARAT
Pahlawan Nasional dan Bintang Mahaputera Adipradana Pada tanggal 3 November 2006, atas nama Presiden RI (Kepres RI No. 085/TK/Tahun 2006)menganugerahkan gelar `Pahlawan Nasional` dan `Bintang Mahaputera Adipradana` kepada Alm. Kiai Haji Noer Alie tokoh pejuang dari Bekasi Jawa Barat, atas jasa-jasanya.


  • Pada tahun 1937 bersama Hasan Basri membentuk organisasi Persatuan Pelajar Betawi dimana KH. Noer Alie sebagai ketuanya.



  • Tahun 1945 KH. Noer Alie membentuk Laskar Rakyat bekerja sama dengan TKR Bekasi dan Jatinegara untuk memobilisasi pemuda dan santri ikut latihan kemiliteran di Teluk Pucung-Bekasi.



  • Setelah Agresi Militer I Belanda, KH. Noer Alie mendirikan organisasi gerilya baru dengan nama Markas Pusat Hizbullah Sabulillah (MPHS) di Tanjung Karekok Cikampek.



  • Pada tahun 1955, Masyumi Bekasi memperoleh suara terbanyak dalam Pemilu dimana beliau sebagai Ketua Cabang Masyumi Bekasi oleh Masyumi Pusat sebagai salah seorang anggota Dewan Konstituante pada bulan Desember 1956.

    PROFIL KABUPATEN BEKASI

     
    Berdasarkan Perda No. 12/PD/1962, lambang terbagi dalam 3 bagian, yakni: 
    1. BAGIAN ATAS
    Dasar berwarna hijau muda, melambangkan daerah ditinjau dari segi geografi adalah (tanah) dataran rendah yang subur, akan suburnya makmur dilambangkan dengan dua untai hasil bumi.
    Pertama: sebelah kanan, untaian padi dengan 17 butir padi berwarna kuning-mas, melambangkan daerah sebagai penghasil padi.
    Kedua: 8 macam buah-buahan berwarna kuning-mas, melambangkan daerah sebagai penghasil buah-buahan palawija/sayur-mayur, secara tidak langsung juga menghasilkan barang-barang kerajinan tangan dan industry ringan, ternyata dari rangkaian untaian padi maupun buah-buahan.
    2. BAGIAN TENGAH
    Melambangkan rakyatnya dengan sebilah “golok ujung ke atas” terletak di tengah-tengah kedua antara untaian yang terdiri dari dua bagian :
    1.   Gagang berwarna “hitam”, melambangkan ketabahan
    2.   Punggung golok berwarna “putih”, melambangkan kesucian
    3. BAGIAN BAWAH
    Terdiri dari dua bagian, bagian pertama melambangkan keadaan sejarah, sedangkan bagian bagian kedua melambangkan keadaan pemerintahan.
    a. Keadaan sejarah
    Bagian bawah dari lambang (perisai) digambarkan laut dengan warna gelombang berwarna putih. Lambang “laut” memberikan makna perjuangan, karena laut selalu bergelombang/bergolak. Gelombang laut terdiri dari enam buah yang melambangkan enam zaman yang dialami daerah Bekasi.
    Gelombang 1: zaman pemerintahan “Tarumanegara/Purnawarman” (zaman hindu/budha)
    Gelombang 2: zaman pemerintahan Negara “Pajajaran”
    Gelombang 3: zaman pemerintahan “Jayakarta” Jakarta
    Gelombang 4: zaman pemerintahan penjajahan Belanda termasuk masa tanah-tanah partikelir
    Gelombang 5: zaman penjajahan pendudukan Jepang
    Gelombang 6: masa kemerdekaan.
    Garis disekeliling “perisai yang berwarna kuning-mas” melambangkan sejarah perjuangan rakyat Bekasi yang menggambarkan bahwa perjuangan rakyat Bekasi dalam menentang kolonialisme dan kapitalisme tidak henti-hentinya bersama-sama dengan rakyat daerah-daerah lainnya di Indonesia. Perjuangan rakyat Bekasi yang terkenal gigihnya dalam menentang kolonialisme dan kapitalisme (tuan-tuan tanah) dimulai pada tahun 1914 di bawah naungan organisasi Serikat Islam (SI) yang masuknya ke daerah Bekasi langsung dibawa oleh Tjokroaminoto.
    Kedatangan ajaran SI ke daerah Bekasi disambut dengan baik dan hangat oleh penduduk di daerah ini karena disamping menyebarkan agama islam juga terkenal gigih dalam menentang kolonialisme dan kapitalisme (tuan-tuan tanah) yang terkenal sebagai penindas dan pemeras rakyat. SI yang berpusat di Kranji I dalam waktu singkat telah dapat membentuk cabang-cabang dan ranting-rantingnya di daerah-daerah seperti: Klender, Babelan, Tambun, Jakarta, Cibarusah dan daerah-daerah lainnya.
    Pergerakan Serikat Islam (SI) dalam menentang kolonialisme dan kapitalisme (tuan-tuan tanah) dimulai di daerah Setu (Kranji Selatan) dimana waktu itu terjadi penyerbuan oleh pengikut Serikat Islam terhadap mandor Tumpang (dirumahnya) yang terkenal sebagai kaki tangan tuan tanah yang paling setia. Kejadian tersebut diikuti pula oleh daerah-daerah lainnya dengan cara mendatangi kaki tangan tuan-tuan tanah untuk menentang diadakannya pajak yang sangat memberatkan.
    Dengan terjadinya peristiwa tersebut, maka pihak pemerintah Belanda berupaya untuk menumpas SI dan pengikut-pengikutnya. Pihak pimpinan SI dan orang-orang yang dianggap mencurigakan ditangkap kemudian diasingkan atau dipenjara. Upaya Belanda yan terus menerus akhirnya pada tahun 1924 kekuatan SI mulai melemah. Walaupun secara formal SI mengalami ketidakberdayaan dalam membantu masyarakat, namun secara diam-diam para pimpinan SI Bekasi terus berjuang di bawah tanah bersama-sama dengan golongan lainnya membantu rakyat dalam menghadapi kelicikan para tuan tanah yang berada di bawah lindungan pemerintah colonial.
    b. Keadaan Pemerintahannya
    Terdapat di bagian tengah yang terdiri dari :
    1.   Lajur rangkap berwarna “hitam” yang terbagi dalam dua bagian menunjukkan Pemerintahan Daerah terdiri dari Badan Legislatif dan Badan Eksekutif Daerah
    2.   Empak umpak berwarna “coklat” di bawah lajur rangkap, melambangkan 4 kewedanaan, tiap-tiap umpak dibagi dalam beberapa kotak (dibatasi dengan garis tebal berwarna kuning-mas), menandakan banyaknya kecamatan-kecamatan di setiap kewedanaan, kemudian tiap-tiap kotak dibagi lagi beberapa kotak kecil (dibatasi dengan garis-garis berwarna putih) menunjukkan banyaknya desa-desa. Dengan uraian sebagai berikut :
                Lajur 1: Kewedanaan Bekasi
                Kotak 1: Kecamatan Bekasi dengan 9 kotak kecil = 9 Desa
                Kotak 2: Kecamatan Babelan dengan 6 kotak kecil = 6 Desa
                Kotak 3: Kecamatan Cilincing dengan 3 kotak kecil = 3 Desa
                Kotak 4: Kecamatan Pondok Gede dengan 7 kotak kecil = 7 Desa
                Lajur 2: Kewedanaan Tambun
                Kotak 1: Kecamatan Tambun dengan 8 kotak kecil = 8 Desa
                Kotak 2: Kecamatan Cibitung dengan 7 kotak kecil = 7 Desa
                Kotak 3: Kecamatan Setu dengan 9 kotak kecil = 9 Desa
                Lajur 3: Kewedanaan Cikarang
                Kotak 1: Kecamatan Cikarang dengan 7 kotak kecil = 7 Desa
                Kotak 2: Kecamatan Lemah Abang dengan 8 kotak kecil = 8 Desa
                Kotak 3: Kecamatan Cibarusah dengan 11 kotak kecil = 11 Desa
                Lajur 4: Kewedanaan Serengseng
                Kotak 1: Kecamatan Sukatani dengan 9 kotak kecil = 9 Desa
                Kotak 2: Kecamatan Pabayuran dengan 6 kotak kecil = 6 Desa
                Kotak 3: Kecamatan Cabangbungin dengan 5 kotak kecil = 5 Desa
    Di bawah perisai tertulis sehelai pita berwarna yang melambai pada kedua ujungnya, pada pita yang berwarna kuning-mas itu tertulis dalam bahasa “Kawi” yang berbunyi :
    SWATANTRA WIBAWA MUKTI”
    Swatantra artinya Daerah yang mengurus rumah tangga sendiri
    Wibawa artinya Pengaruh
    Mukti artinya Jaya, Makmur
    Dengan jiwa menuju pembentukan daerah otonom yang seluas-luasnya untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Dasar-dasar filosofi di atas menjadi landasan terbentuknya lambing Kabupaten Bekasi. Lambing ini dipilih oleh Daerah Tingkat II Bekasi setelah diberlakukannya Undang-undang No. 14/1950 serta disusul kemudian olah adanya Undang-undang No. 22/1948 jo Undang-undang No. 1/1957 dan penetapan Presiden no. 6/1959 (disempurnakan) dan penetapan Presiden no. 5/1960.
    Ukuran lambang ditentukan dengan ukuran global diambil dari ukuran luas Daerah Tingkat II Bekasi dari ujung yang paling barat hingga ujung paling timur panjangnya ± 43 Km dari ujung utara sampai ujung paling selatan ± 62,5 Km atau berbanding antara 43 : 62,5 atau ± berbanding 15 : 21.

    Abang Mpok bekasi 2011

    Abang Mpok 2011 Pasti Beda
    Pemilihan Abang Mpok Kabupaten Bekasi 2011 yang akan dimulai 30 Juni mendatang dijanjikan akan berbeda mulai dari penyelenggaraan dan pasca pemilihan. Hal tersebut diungkapkan saat talk show Paguyuban Abang Mpok yang didampingi Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) di Radio Annisa, kemarin.

    Ketua Paguyuban Abang Mpok Kabupaten Bekasi Fauzi Ahmad menjelaskan, tahun ini pemilihan Abang Mpok akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Final pemilihan akan dimeriahkan pegelaran budaya yang menarik dan mengusung tema kebudayaan Kabupaten Bekasi. "Kami berusaha untuk membuat perubahan dalam pemilihan Abang Mpok. Kami akan buat acara yang bisa menjadi kenangan dan pesan kebudayaan," terang Fauzi.
    Ditambahkan, bukan hanya saat pemilihan yang akan berbeda, pasca pemilihan akan dibuat program jangka pendek, menengah dan panjang. Sehingga Abang Mpok terpilih 2011 punya peranan sebagai perwakilan Kabupaten Bekasi. Selama didukung Pemkab. Bekasi, program Abang Mpok akan berjalan lancar dan menjadi keinginan pemuda pemudi Bekasi untuk menjadi Abang Mpok tahun-tahun berikutnya.
    "Selama ini kan tidak ada kegiatan khusus yang melibatkan Abang Mpok. Kebetulan ada kegiatan musyawarah kerja pariwisata Jawa Barat dan Kabupaten Bekasi menjadi tuan rumah. Peran Abang Mpok akan sangat berpengaruh dalam kegiatan tersebut. Jika Pemkab Bekasi mendukung kegiatan Abang Mpok, kami yakin bisa menjadi ajang bergengsi dan menjadi perhatian kawula muda," paparnya yang disiarkan langsung Radio Annisa.  [Radar Bekasi]

    Sabtu, 02 Juli 2011

    Delapan Kompetensi Dasar Mengajar


    Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
    1. Ketrampilan Bertanya 
    Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).
    Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.
    Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
    Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
    2. Ketrampilan Memberikan Penguatan
    Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
    Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
    Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
    3. Ketrampilan Mengadakan Variasi
    Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : - Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement). - Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). - Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
    4. Ketrampilan Menjelaskan
    Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
    5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran
    Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
    Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
    6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
    Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
    7. Ketrampilan Mengelola Kelas
    Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
    8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
    Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
    Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
    Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
    Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Selaha satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.
    Daftar Pustaka
    Fareid Wadjdi, Praktik Mengajar “modul Diklat Calon Widyaiswara”. Jakarta; LAN, 2005 ___________, Pedoman Microteaching. Jakarta: UNJ; 2007 Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya Baru Bandung: 1990.